(LEMBAGA PERS SANTRI DARUL HUDA)

Pandemi covid-19 memang berhasil membuat pincang seluruh elemen. Baik itu ekonomi, politik, sosial hingga pendidikan. Tidak terkecuali di Pondok Pesantren Darul Huda. Banyak kegiatan yang sudah menjadi acara rutin pondok terpaksa di tunda. Contoh seperti acara rutin setiap tahun semacam Haflatul Imtihan dan juga Ziarah Auliya’.
Tercatat tanggal 28 Maret 2020 santri Darul Huda mulai dipulangkan dengan cara mudik bersama dengan konsul. Seperti santri yang berasal dari Jawa Tengah, Madiun, Magetan, Pacitan hingga luar Jawa.
Pemulangan dengan teknis mudik bersama merupakan salah satu cara dari pihak pondok untuk tetap menjaga kesehatan para santri. Dikarenakan jika para santri pulang dengan kendaraan umum, maka dikhawatirkan para santri justru akan bercampur ataupun bersinggungan dengan orang-orang luar. Selain itu para santri juga disemprot terlebih dahulu dengan desinfectan sebelum berangkat bersama konsul.
Sesampainya di daerah masing-masing, para santri diwajibkan untuk dijemput oleh orang tua masing-masing di titik-titik penjemputan yang telah ditentukan oleh panitia.
Masa libur santri ketika pandemi kali ini lebih panjang daripada libur-libur sebelumnya. Bahkan bisa dibilang sangat panjang. Karena menyentuh angka 3 bulan.
Tercatat tanggal 1 Juli 2020 para santri mulai kembali ke pondok. Dan teknis kembalipun masih sama dengan teknis dikala pulang. Dengan mudik bersama rombongan konsul. Tidak hanya itu, para santri juga harus menerapkan protokoler kesehatan yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan. Mulai dari disemprot desinfectan ketika telah sampai di pondok. Sekuruh santri juga wajib menjalani masa karantina selama 2 minggu dengan ditempatkan di ruang-ruang yang telah ditentukan oleh pengurus pondok.
Selama masa karantina berlangsung, para santri tidak hanya berdiam diri di dalam kamar saja. Melainkan para santri juga menjalani rangkaian kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak pengurus.
Senam pagi, muhafadzah sehabis sholat ashar dan juga mujahadah Dzikrul Ghofilin setiap malam adalah rangkain kegiatan yang telah ditetapkan oleh pengurus. Tidak hanya itu, para santri juga diwajibkan untuk menggunakan masker setiap keluar dari kamar. Para santri juga harus meninggalkan salah satu adat yang sudah melekat pada diri mereka. Yaitu makan dalam satu wadah. Selama masa karantina para santri diharuskan untuk menggunakan piringnya sendiri-sendiri. Tidak lain dan tidak bukan itu semua adalah salah satu usaha untuk tetap menjaga kesehatan santri.

Selepas masa karantina usai, para santri langsung disambut dengan kegiatan Sima’an al-Qur’an MANTAB Rabu Pahing dan Dzikrul Ghofilin dalam rangka Haul KH. Hasyim Sholeh pada 15 Juli 2020.
Dalam salah satu sambutannya, KH. Abdussami’ Hasyim selaku pengasuh Pondok Pesantren Darul Huda mengutarakan bahwa dihentikannya kegiatan pondok untuk sementara bukanlah wujud ketakutan kita terhadap wabah covid-19. Namun sebagai wujud dari mengamalkan ajaran agama yang telah termaktub di dalam al-Qur’an. Salah satunya sebagai wujud dari hifdzun nafs (menjaga diri) dari segala mara bahaya. Termasuk dari wabah yang tengah melanda ini.
Kemudian pada tanggal 18 Juli 2020, Madrasah Miftahul Huda mengadakan tahriri (ujian lisan) yang sempat tertunda akibat pandemi. Akan tetapi dalam ujian kali ini ada yang berbeda. Jika biasanya dalam melakanakan ujian satu meja ditempati dua orang, kali ini hanya satu orang saja. Para peserta ujian juga diwajibkan untuk tetap memakai masker walau masa karantina sudah selesai.