Darul Huda Mayak
إِنَّ رَجَب شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانَ شَهْرِيْ، وَرَمَضَانَ شَهْرَ أُمَّتِي.
Sesungguhnya Rajab itu bulannya Allah, dan Sya’ban itu bulanku, dan Ramadhan itu bulan ummatku.
PONOROGO – Bulan sabit menatap syahdu, pertanda bulan baru datang untuk kita sambut dengan hal baru. Setiap jengkal kehidupan yang tidak lepas dari kesedihan dan cobaan merupakan ajang pembelajaran yang selalu berakhir dengan hikmah mengagumkan. Sama halnya dengan hikmah-hikmah yang bisa diambil dari setiap peristiwa yang terjadi di bulan mulia ini, salah satunya bulan Rajab. Oleh karenanya, di bulan mulia ini sudah sepantasnya kita memperbanyak ibadah, mendekatkan diri kepada sutradara kehidupan, Tuhan semesta alam dengan berbagai macam cara yang penuh penghayatan.
Pondok Pesantren Darul Huda Mayak kembali menjalankan adat lama yaitu melaksanakan amaliyah rojabiyah di bulan mulia Rojab. Sebenarnya pelaksanaan amaliyah rojabiyah selama pandemi covid-19 tetap berlangsung hanya saja tidak melibatkan masyarakat. Kegiatan meliputi puasa sunnah pada hari Kamis, Jum’at dan Sabtu pada minggu pertama bulan Rojab, dan Sholat Raghaib sebanyak 12 rakaat di antara sholat Maghrib dan Isya’ pada hari Kamis malam Jum’at minggu pertama bulan Rojab. Kegiatan puasa pertama dan sholat rojabiyah tiba pada hari kamis, 03 Februari 2022 bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1443 H.
Pada kesempatan sholat rajabiyah kali ini, ada sedikit keharuan yang menyeruak disetiap ruang hati siapapun yang menjadi partisipan. Pasalnya, pondok memperbolehkan masyarakat umum untuk mengikuti kegiatan. Namun, dalam pelaksanaanya masih diberi batasan interaksi serta masih menerapkan protokol kesehatan.
Tidak hanya dikuti oleh santriwan santriwati dan masyarakat sekitar saja, para alumni pun turut meghadiri dan mengikuti kegiatan. Antusias mereka luar biasa, sebab ini pertemuan yang sudah lama didambakan. Hanya saja dikarenakan masih dalam masa pandemi maka pondok masih menggunakan sistem hati-hati. Diantaranya adanya beberapa aturan seperti tidak boleh ada kontak langsung antara santriwan-santriwati dengan masyarakat, wajib mengunakan masker, selain itu juga wajib menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan di gerbang pintu masuk sebelum menuju lokasi acara.
Dengan kemuliaan bulan Rojab ini, umat muslim banyak melakukan amalan-amalan sholeh yang salah satunya seperti amalan dianjurkannya berpuasa, perbanyak melakukan kebaikan, dan sholat rojab.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. Al-Taubah: 36)
Masyarakat mulai berdatangan sejak pukul 16.15 WIB. Dalam hal ini masyarakat dianjurkan membawa makanan dan minuman sendiri untuk berbuka. Perlu diketahui bahawa sebelumnya pondok sudah menyebarkan selebaran amaliah rojabiah kepada santri dan masyarakat. Selebaran ini berisi hadist disyariatkannya sholat rajabiah beserta tata cara pelaksanaannya.
Sholat Rojabiyah dilaksankan setelah jama’ah sholat maghrib dan dipimpin oleh Romo KH. Abdus Sami’ Hasyim. Dibawah langit yang tenang, tidak dingin namun juga tidak menggerahkan, suara Beliau mampu menuntun menuju kekhusyu’an didalam pelaksanaan sholat sebanyak 12 rakaat ini. Setelah beberapa amalan selesai, jama’ah sholat isya’ dilakukan sebagai akhir dari kegiatan.
Semoga segala amaliyah sholeh yang dilakukan di bulan haram ini mendatangkan ampunan dari Tuhan. Aaamin.
