Suasana perayaan Hari Santri Nasional (baca, HSN) 2017, ditampilkan berbeda di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak. Hari ini (22/10), seluruh pesantren di Nusantara merayakan hari resolusi jihad yang dikenal sebagai HSN. Namun perayaan HSN di Darul Huda mayak tampak berbeda dengan pesantren Ponorogo lainnya, dengan mengadakan upacara selayaknya upacara tujuh belasan di lapangan utama yang berlangsung khidmat dan dikemas pula dengan intruksi-intruksi berbahasa Arab.
Apel pagi kali ini diinspekturi oleh KASIPONTREN (Kepala Sesi Pondok Pesantren) Ponorogo, beliau adalah Bpk. Hidayat Prihono. Upacara diisi dengan rangkaian selayaknya upacara perayaan Agustusan. Namun, setelah pembacaan Pancasila, ditambahkan pula Pembacaan Ikrar Santri. Acara tersebut di ikuti oleh seluruh santri baik santri bermukim di pondok maupun santri yang berangkat dari rumah atau biasa disebut dengan santri laju, serta dihadiri oleh seluruh dewan asatidz di lingkungan Pondok
Dengan kemasan yang berbeda dari dua tahun sebelumnya, peringatan HSN Darul Huda yang ketiga ini tidak mengadakan jalan santai sebagaimana tahun kemarin. Acara diisi dengan format upacara dan penampilan ciamik pengibaran bendera oleh Paskibraka Murid Madrasah Aliyah Darul Huda. Selain itu pemakaian intruksi yang berbahasa Arab juga menjadi warna baru apel kali ini. dengan suasana yang berbeda, intens semangat perayaan HSN di pondok yang diasuh oleh KH. Abdus Sami’ Hasyim ini benar-benar terasa.
HSN 2017 mengangkat tema wajah santri wajah Indonesia. Menurut keterangan bapak KASIPONTREN Ponorogo, tema tersebut diangkat karena merefleksikan lingkungan santri yaitu pesantren. Beliau menuturkan, “di pesantren terdapat wajah Indonesia dengan keberagamannya, nasionalisme, dan pemikiran terbuka yang moderat”. Beliau juga menceritakan perjuangan santri dalam menyatukan NKRI sebagai harga final yang menyokong ideologi Pancasila.
Kemerdekaan Indonesia dalam sejarahnya memang tidak terlepas dari peran santri. Selain berkontribusi dalam meraih kemerdekaan, santri juga menempati posisi paling depan dalam mencegah ideologi yang merusak keharmonisan Indonesia. Santri juga merupakan garda terdepan yang berjuang untuk kemaslahatan Indonesia. Dalam keilmuan santri juga dikenal sebagai pemikir terbuka yang moderat. Sehingga santri dapat menjadi bandul moderat antara keagamaan dan kenegaraan.
Materi amanat yang diberikan inspektur upacara, banyak mengingatkan santri Darul Huda Mayak atas perjuangan dan posisi santri ditubuh NKRI. Santri sebagai kaum moderat yang beragama merupakan poros penting yang menjaga keutuhan dan perkembangan bangsa Indonesia. Dalam penutupannya beliau bersorak dengan slogan, “SANTRI KUAT! NKRI HEBAT!”.
Upacara yang berlangsung khidmat ini diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh Ust H. Abdul Wachid. usai apel pagi, perayaan dilanjutkan dengan lomba jinggel Yalal Wathan. Seluruh peserta merupakan perwakilan dari setiap asrama Santri Putra Darul Huda. namun sebelum lomba, Pengurus Dewan Ambalan, Osis serta Marching Band Darul Huda turut menyemarakkan perayaan/peringatan HSN dengan menampilkan atraksi, joget, dan bit box. (boy.0 PPDH PA 23/10/17)