Darul Huda – Ditahun 2022 pandemi covid-19 masih merajalela diberbagai daerah, tidak terkecuali daerah Ponorogo. Tetapi, melihat situasi ini untuk tetap memaksakan untuk tetap melakukan aktivitas biasa walau dibatasi. Begitu pula dengan sekolah-sekolah yang mulai masuk untuk tatap muka walau hanya Sebagian saja. Salah satunya sekolah kita tercinta MA Darul Huda Mayak yang sudah 2 tahun ini masuk tatap muka bagi siswa yang mukim di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak yang tentu ketika hendak masuk pondok harus menjalani prokes yang ketat terlebih dahulu, baru setelah itu diperbolehkan masuk ke-pondok. Kegiatan demi kegiatan sudah sangat terlihat perubahannya, seperti dari mulai berangkat sekolah yang harus menjalani prokes yang lumayan ketat. Lalu kegiatan-kegiatan yang mengharuskan diluar sekolah atau berkumpul masih belum diperbolehkan. Namun, sekarang sudah perlahan dipertimbangkan kebolehannya. Tidak hanya itu seluruh kegiatan-kegiatan organisasi yang ada dimadrasah pun sudah banyak yang terlaksana. Salah satunya kegiatan OSIS MA Darul Huda Ponorogo yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2021 atau bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Upacara yang dilaksanakan pada hari Rabu pagi tanggal 10 November 2021 itu berjalan dengan Khidmah dan tertib. Sebagaimana Upacara hari senin biasanya, tapi diupacara kali ini terkesan lebih berbeda dari biasanya. Seperti ada pionering robot, pionering gerbang, serta petugas upacara yang memakai baju putih-putih layaknya petugas PASKIBRAKA 17-an. Diinspekturi langsung oleh WAKA kesiswaan MA Darul Huda Mayak, yaitu Ust. Qoribun Siddiq, S.Ag, yang mana beliau juga termasuk jajaran Pembina Organisasi Dewan Ambalan WR. Supratman MA Darul Huda Ponorogo. Beliau ini memiliki segudang pengalaman tentang kepramukaan.
Amanat upacara yang beliau sampaikan berisi tenteng motivasi untuk siswa sebagai pembuka. Dilanjut inti dari amanat yaitu tentang hubungan antara santri dan pahlawan. “Pahlawan adalah orang yang berpahala”. Kata beliau. Beliau memberikan pandangannya tentang pahlawan bahwa, ibarat orang yang sedang perang, NKRI sebagai tubuhnya sedangkan pedang itu adalah para pahlawan tersebut, yang mana pahlawan tersebut setia, sukarela, dan selalu terdepan dalam membela bangsanya. Maka pantas untuk dikatakan bahwa pahlawan itu orang yang berpahala.
Beliau juga menyampaikan bahwa “santri itu pahlawan dan pahlawan itu juga santri”. Seperti yang kita ketahui bahwasanya santri itu ikut andil dalam memperjuangkan NKRI layaknya pahlawan yaitu Ketika digemakan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober. Atas perintah KH. Hasyim Asy’ari yang berpesan kepada para santrinya “Hubbul Wathan Minal Iman”. Maka dari itu tanggal 22 Oktober oleh pemerintah Indonesia dijadikan menjadi Hari Santri Nasional.Sedangkan perbedaan santri dan pahlawan lanjut beliau Ust. Qorib -sapaan beliau-, yaitu dimana pahalwan ikhlas tanpa pamrih menjaga dan memperjuangkan NKRI tercinta ini. Sedangkan santri itu ikhlas belajar, hidup mandiri, dan prihatin atas kehidupannya.